jeffry elferialdy

jeffry elferialdy

Minggu, 27 Maret 2011

KONSEP DASAR AKUNTANSI

Menciptakan metode yang seragam untuk menyajikan informasi, sehingga laporan keuangan dari berbagai perusahaan yang berbeda dapat dibandingkan dengan lebih mudah
Kumpulan konsep, standar, prosedur, metode, konvensi, kebiasaan dan praktik yang dipilih dan dianggap berterima umum disebut: Generally Accepted Accounting Principles (GAAP)
Badan yang membuat standar akuntansi keuangan di Amerika Serikat:
Financial Accounting Standard Board (FASB) berdiri tahun 1973 menggantikan American Principles Board (APB) sebuah lembaga swasta yang bertanggung jawab untuk pembentukan standar akuntansi di Amerika Serikat. Produk FASB adalah Publikasi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (Statements of Financial Accounting Standards).
Organisasi lain yang penting dalam pelaporan keuangan:
SEC (Securities and Exchange Commision) dibentuk tahun 1934 dengan tugas utama mengatur penawaran dan perdagangan efek oleh perusahaan kepada masyarakat
AICPA (American Institute of Certified Public Accounting) merupakan organisasi profesional dari para akuntan publik yang tersertifikasi
Accounting Principles Board
Tiga belas konsep dasar :
  • Entitas akuntansi
  • Usaha berlanjut
  • Pengukuran sumber ekonomik dan kewajiban
  • Perioda- perioda waktu
  • Pengukuran dalam unit uang
  • Akrual
  • Harga pertukaran
  • Angka pendekatan
  • Pertimbangan
  • Informasi keuangan umum
  • Statement keuangan berkaitan secara mendasar
  • Substansi daripada bentuk
  • Materialitas
Wolk, Tearny dan Dodd
Empat konsep yang dianggap sebagai postulat :
  • Usaha berlanjut
  • Perioda waktu
  • Entitas akuntansi
  • Unit moneter
Anthony, Hawkins dan Merchant
Konsep dasar dibagi menjadi :
  • Pelandas statemen posisi keuangan : pengukuran dengan unit uang ; entitas ; usaha berlanjut ; kos dan aspek ganda.
  • Pelandas statemen laba- rugi : perioda akuntansi ; konservatisma ; realisasi ; penandingan ; konsistensi dan materialitas.
Paton dan Littleton
Konsep dasar :
  • Entitas bisnis atau kesatuan usaha
  • Kontinuitas kegiatan
  • Pengahargaan sepakatan
  • Kos melekat
  • Upaya dan capaian
  • Bukti terverifikasi dan objektif
  • Asumsi
Kesatuan usaha
Konsep ini menyatakan bahwa perusahaan dianggap sebagai suatu kesatuan atau badan usaha ekonomik yang berdiri sendiri, bertindak atas namanya sendiri dan kedudukanya terpisah dari pemilik atau pihak lain yang menanamkan dana dalam perusahaan dan kesatuan ekonomik tersebut menjadi pusat perhatian atau sudut pandang akuntansi.
Prinsip akuntansi
Tiga konsep penting yang sangat berbeda maknannya yaitu :
  • Prinsip akuntansi : segala ideologi, gagasan, asumsi, konsep, postulat, kaidah, prosedur, metoda dan teknik akuntansi yang tersedia baik secara teoretis maupun praktis yang berfungsi sebagai pengetahuan.
  • Standar akuntansi
  • Prinsip akuntansi berterima umum ( PABU )
KERANGKA  KONSEPTUAL AKUNTANSI
1.     Definsi  dan  Tujuan
  1. “Suatu  system  yang  koheren  tentang  tujuan  dan  konsep  dasar  yg  sailing  berkaitan,  yg  diharapkan  dpt menghasilkan  standar  – standar  yg  konsisten  dan  memberi  pedoman  tentang  jenis,  fungsi  ,  dan  keterbatasan  akuntansi  keuangan dan pelaporan” (sumber : FASB 1978).
  2. IAI pada bulan September 1984 memutuskan untuk mengadopsi kerangka konseptual yang disusun oleh IASC sebagai dasar penyusunan dan penyajian informasi keuangan di Indonesia.
  3. Tujuan : “Merumuskan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan”.
2.     Tujuan Laporan Keuangan Konvensional
  1. Tiga pihak yang terkait dengan laporan keuangan : (1) Perusahaan, (2) Pemakai, (3) Profesi Akuntansi
  2. Accounting Principles Board:
    1. Tujuan Khusus: “Menyajikan secara wajar dan sesuai dengan PABU mengenai posisi keuangan, hasil operasi, dan perubahan lain dalam keuangan”.
    2. Tujuan Umum: “Memberikan informasi: sumber ekonomi, kewajiban, kekayaan bersih, proyeksi laba, perubahan harta dan kewajiban, serta informasi yang relevan”.
    3. Tujuan Kualitatif:
1.  Relevan (Relevance)
2.  Dapat dipahami (Understanbility)
3.  Dapat diuji kebenarannya (Verifiability)
4.  Netral (Netrality)
5.  Tepat waktu (timeliness)
6.  Dapat diperbandingkan (Comparability)
7.  Kelengkapan (Completeness)
  • PAI (Prinsip Akuntansi Indonesia):
    1. Memberi Informasi yang dapat dipercaya mengenai aktiva, kewajiban, dan modal.
    2. Memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam aktiva netto akibat kegiatan usaha.
    3. Memberikan informasi keuangan bagi pemakai laporan keuangan dalam menaksir kemampuan perusahaan menghasilkan laba
    4. Memberikan informasi penting lainnya seperti aktivitas pembiayaan dan investasi
    5. Mengungkapkan sejauh mungkin info lain yang berhub dengan lap keu yang relevan dg kebutuhan pemakai lapkeu, seperti info mengenai kebijakan akuntansi yang digunakan.
  • SAK NO. 1:
“Menyediakan info yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bai sejumlah besar pemakai dan pengambil keputusan”.
Asumsi Dasar Akuntansi
  • Going Concern (Konsep Kelangsungan Usaha)
Dalam menyusun lap keu harus dianggap bahwa perusahaan (entity) yang dilaporkan akan terus beroperasi di masa yang akan datang, tdk ada asumsi akan dibubarkan.
  • Kesatuan Usaha (Economic Entity)
Di dalam konsep ini, perusahaan dipandang sebagai suatu unit usaha yang berdiri sendiri, terpisah dari pemiliknya.  Atau dengan kata lain perusahaan dianggap sebagai ‘unit akuntansi’ ang terpisah dari pemiliknya atau dari kesatuan usaha lain.  Untuk tujuan akuntansi, perusahaan dipisahkan dari pemegang saham atau pemilik.  Dengan anggapan seperti itu, maka transaksi-transaksi perusahaan dipisahkan dari transaksi-transaksi pemilik dan oleh karenanya maka semua pencatatn dan laporan dibuat untuk perusahaan tadi.  Kesatuan usaha akuntansi bisa berupa badan usaha (PT, Firma, CV,dll), bagian usaha tertentu (divisi, department, dan organisasi non profit.
  • Penggunaan Unit Moneter dalam Pencatatan
Konsep ini mempunyai asumsi bahwa alat ukur paling baik untuk aktiva dan kekayaan perusahaan (equity) serta perubahan-perubahan yang terjadi didalamnya adalah uang. Asumsi ini mengakibatkan laporan keuangan hanya mencakup kegiatan-kegiatan yang dapat diukur dengan uang.  Biasanya, asumsi ini dibatasi pada transaksi-transaksi usaha yang terjadi.  Pencatatan traksaksi dengan menggunakan ukuran mata uang pada saat terjadinya suatu transaksi disebut pencatatan yang didasarkan pada biaya histories.  Dasar ini digunakan dengan suatu anggapan daya beli unit moneter yang dipakai adalh stabil dan perubahan-perubahan daya beli yang terjadi tidak akan mengakibatkan penyesuaian-penyesuaian.  Tetapi, jika terjadi perubahan daya beli yang mencolok (terutama dalam keadan inflasi) maka laporan keuangan yang disusun dengan dasar biaya histories akan memberikan gambaran yang tidak sesuai dengan keadaan, dan dengan demikian kegunaannya akan berkurang.  Oleh karena itu jika ada perubahan harga pasar tidak dianggap sebagai transaksi usaha sehingga tidak dicatat dan dilaporkan.
  • Periode Waktu (periodicity/time period)
Kegiatan perusahaan berjalan terus dari periode yang satu ke periode yang lain dengan volume dan laba yang berbeda.  Untuk itu, informasi keuangan harus diberikan secara berkala/disajikan untuk periode-periode tersebut.  Misalnya, laporan keuangan disajikan secara bulanan, tahunan, triwulan, dll.  Laporan keuangan ini harus dibuat tepat pada waktunya, agar berguna bagi manajemen dan kreditur.  Ada beberapa implikasi dari pelaporan berkala itu:
      1. Perubahan aktiva dan modal perusahaan tidak selalu berarti perubahan dalam arus kas.  Jadi, ada beberapa transaksi non kas yang dicatat.  Dengan kata lain, pencatatan dan pelaporan pendapatan didasarkan atas metode akrual (accrual bases) yaitu pendapatan dicatat pada saat dihasilkan (earned) dan biaya dicatat pada saat terjadi (incurred).  Semua itu belum berarti diterima atau dikeluarkannya uang tunai (Kas).
      2. Pengalokasian ke dalam periode-periode tertentu dimana dibuat laporan keuangan.  Alokasi ini dinamakan dengan taksiran-taksiran (estimates) dan penilaian.  Selisih antara jumlah-jumlah yang ditaksir dengan yang sesungguhnya terjadi jika tidak cukup berarti, akan diserap oleh periode berikutnya.  Tetapi jika selisih itu jumlahnya cukup berarti sehingga akan menyesatkan laporan keuangan periode berikutnya maka akan dilakukan penyesuaian terhadap laporan keuangan periode tersebut. Contoh: alokasi biaya penyusutan, amortisasi, piutang ragu-ragu (piutang tak tertagih), dll.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar